Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan kaum muslimin untuk menebarkan salam kepada satu sama lain, karena ini adalah hak dari seorang muslim kepada muslim lainnya, dan karena ini dapat menimbulkan kecintaan dan ukhuwah di antara kaum muslimin.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا تدخلون الجنة حتى تؤمنوا، ولا تؤمنوا حتى تحابوا، أولا أدلكم على شيء إذا فعلتموه تحاببتم، أفشوا السلام بينكم.
“Kalian tidak akan masuk Surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah jika aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian.” 1
Akan tetapi, qadarullah yang terjadi di zaman ini adalah banyak dari kaum muslimin hanya mengucapkan salam kepada orang yang dikenal saja atau kepada orang yang terpandang dan disegani saja. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyebutkan bahwa fenomena ini akan banyak terjadi, dan bahkan ia merupakan salah satu dari tanda-tanda akhir zaman.
Dari ‘Abdullah ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أن بين يدي الساعة تسليم الخاصة، وفشو التجارة حتى تعين المرأة زوجها على التجارة، وقطع الأرحام، وشهادة الزور، وكتمان شهادة الحق، وظهور القلم.
“Bahwa mendekati Hari Kiamat akan terjadi: mengucapkan salam hanya kepada orang tertentu saja, tersebarnya perniagaan sampai-sampai istri membantu suaminya dalam berniaga, memutus tali shilaturrahim, persaksian palsu, menyembunyikan persaksian yang benar, dan munculnya pena.” 2
Dari ‘Abdullah ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن من أشراط الساعة أن يسلِّم الرجل على الرجل، لا يسلِّم عليه إلا للمعرفة.
“Di antara tanda-tanda Hari Kiamat adalah seseorang mengucapkan salam kepada orang lain, tidaklah dia mengucapkan salam kecuali karena kenal.” 3
Padahal, menebarkan salam di antara kaum muslimin adalah salah satu amal kebaikan. Bahkan, ia disebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai salah satu amal kebaikan yang paling utama dalam Islam.
Dari ‘Abdullah ibn ‘Amr ibn al-’Ash radhiyallahu ‘anhuma, bahwa seseorang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أي الإسلام خير؟
“(Amalan) apa dalam Islam yang paling baik?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian menjawab,
تطعم الطعام، وتقرأ السلام على من عرفت ومن لم تعرف.
“Engkau memberi makan, dan mengucapkan salam baik kepada yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal.” 4
Yakni, kepada yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal dari kaum muslimin. Adapun orang kafir, maka kita telah dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendahului mengucapkan salam kepada mereka.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا تبدءوا اليهود ولا النصارى بالسلام.
“Jangan mendahului mengucapkan salam kepada Yahudi dan Nashara.” 5
Hadits ini menyebutkan larangan mendahului mengucapkan salam kepada Yahudi dan Nashara. Adapun orang kafir selain Yahudi dan Nashara, maka hukumnya lebih-lebih lagi; yakni sama-sama dilarang.
Dari penjelasan di atas, kita simpulkan bahwa hendaknya kita bersemangat untuk menebarkan salam kepada kaum muslimin, baik yang kita kenal ataupun yang tidak kita kenal. Karena dengan melakukan hal ini, ukhuwah akan terjalin di antara kaum muslimin, di mana ini adalah salah satu hal yang menjadi maksud dari syari’at di balik penetapan hukum-hukumnya. Selain itu, hal ini adalah bentuk menyebarkan syi’ar agama, karena ucapan salam itu adalah syi’ar, dan juga merupakan latihan kepada diri kita untuk senantiasa bersikap tawadhu’ kepada orang lain.
Ustadz Dr. Andy Octavian Latief
Artikel andylatief.com
- Hadits shahih, diriwayatkan oleh Muslim (no. 54). [↩]
- Sanadnya hasan, diriwayatkan oleh Ahmad (no. 3870, 3982). [↩]
- Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ahmad (no. 3848). [↩]
- Hadits shahih, diriwayatkan oleh al-Bukhariy (no. 12, 28, 6236) dan Muslim (no. 39). [↩]
- Hadits shahih, diriwayatkan oleh Muslim (no. 2167). [↩]